MEDIA PEMBELAJARAN:
Video Penjelasan:
Audio Penjelasan:
PEMBAHASAN:
Agar kegiatan belajar kita menjadi mudah, ada beberapa hal yang harus kita
ketahui dan pahami terlebih dahulu.
1. Huruf Hijaiyyah (
اَلْحَرْفُ الهِجَائِيَّة )
ada 29, yaitu:
Diantara perbedaannya adalah:
-
Alif hanya bisa diberi harokat apabila terletak di awal kata.
Contoh:
Namun, jika terletak di tengah atau di akhir kata,
alif tidak bisa diberi harokat. Ingat ini baik-baik!!!
-
Hamzah bisa diberi harokat dimanapun posisinya dalam kata.
-
Hamzah bisa ditulis di atas huruf alif, wawu, dan ya. Namun, bisa juga ditulis sendirian.
3. Huruf alif yang terletak di akhir kata ada yang tegak (ﺍ), dan ada yang bengkok (ﻯ).
4. Sebuah kata yang diawali alif-lam (ﻝﺍ) tidak boleh ditanwin.
Sebab, ALIF-LAM dan TANWIN TIDAK BOLEH bergabung dalam satu kata. Jika
dalam satu kata sudah terdapat alif-lam, maka kata itu tidak boleh ditanwin.
Begitupun sebaliknya.
Lalu, apa bedanya kata yang beralif-lam dengan yang tidak? Akan datang
penjelasannya nanti insya Alloh.
5. Apabila alif - lam (ﻝﺍ)
dirangkaikan dengan HURUF-HURUF QOMARIYYAH, maka cara membacanya seperti
membaca kata Al-Qomar (اَلْقَمَرُ), yaitu dengan MENSUKUNKAN huruf lam-nya.
Huruf qomariyyah ada14, yaitu:
Contoh:
Alif-lam (ﻝﺍ) yang bertemu dengan
ke-14 huruf di atas disebut
ALIF-LAM AL-QOMARIYYAH (
ُالْقَمَرِيَّة )
CARA MENGHAFALNYA ialah dengan menghafal UNGKAPAN berikut:
6. Namun, apabila sebuah kata diawali oleh SELAIN ke-14 huruf di
atas (ditambah alif), yaitu:
Ketika diberi alif-lam ( ﻝﺍ) di
awalnya, maka huruf lam ( ﻝ) tidak
dibaca, kemudian ke-14 huruf ini diberi tasydid (
ّ ).
Ke-14 huruf di atas disebut huruf-huruf syamsiyyah. Kemudian, alif-lam yang
bertemu dengan ke-14 huruf ini disebut ALIF-LAM ASY-SYAMSIYYAH. Sebab
alif-lam ( ﻝﺍ ) dibacanya sama
seperti membaca "asy-syams", yaitu dengan tidak membaca huruf lam-nya. Jadi huruf lam dianggap tidak
ada.
7. Apabila ada kata yang berawalan alif-lam (
ﻝﺍ ) dibaca sendirian (tidak
dibaca bersambung dengan kata sebelumnya), maka cara membacanya adalah
dengan memfathahkan huruf alif (Perhatikan contoh di atas).
Namun, jika dibaca bersambung dengan kata sebelumnya, maka huruf alif tidak
dibaca (dianggap tidak ada). Adapun huruf lam (
ﻝ ) mengikuti ketentuan nomor 5 dan
6 di atas.
8. Apabila ada kata yang berakhiran sukun bertemu dengan kata yang
berawalan alif-lam, jika ingin dibaca sendiri-sendiri (tidak
bersambung), caranya sbb:
Namun, jika ingin dibaca bersambung, maka kata yang berakhiran sukun UMUMNYA
diubah menjadi KASROH, seperti:
9. UMUMNYA, dalam satu kata, harokat sebelum wawu (
ﻭ) adalah dhommah (
ﹹ), sebelum alif ( ﺍ) adalah
fathah ( ﹷ), dan sebelum ya (
ﻱ) adalah kasroh (
ﹻ). Contoh:
Oleh karena itu, jika kita melihat huruf "ﺍ ﻱ ﻭ" pada sebuah kata, maka kita bisa menerapkan ketentuan ini untuk
sementara, jika kita belum tahu harokat pastinya.
10. Huruf " ِل "
(arti: untuk) jika bergabung dengan kata yang beralif-lam, maka huruf alif
yang ada di awal kata itu dibuang.
Contoh:
11. Huruf ta (ﺕ) ada dua bentuk:
(1) TA MAFTUHAH dan (2) TA MARBUTHOH.
Ta maftuhah (ﺕ) artinya adalah ta
yang terbuka, sedangkan ta marbuthoh
( ﺓ ) artinya adalah ta yang
terikat/tertutup.
Contoh:
12. UMUMNYA, sebuah kata yang berharokat akhir fathatain (
ﹱ ), ditambahkan huruf alif (
ﺍ ) di akhirnya.
Contoh:
KECUALI untuk kata yang berakhiran ta marbuthoh (
ﺓ ) dan berakhiran hamzah ( ء ), tidak diberi alif di akhir katanya. Contoh:
13. Sebuah kata yang berakhiran ta marbuthoh (
ﺓ ), apabila bersambung
dengan kata lain secara langsung (menempel), maka huruf ta marbuthoh
berubah menjadi ta maftuhah.
Sebab ta marbuthoh posisinya hanya ada di akhir kata. Contoh:
Namun, jika tidak bersambung secara langsung (menempel), maka tidak berubah.
Contoh:
14. Dalam bahasa Arab, ada beberapa kata yang bentuk tulisannya
sama, namun memiliki arti dan fungsi yang berbeda.
Contoh:
Posting Komentar