- Menganalisis makna al-Asma’u al-Husna: al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir.
- Menyajikan hubungan makna-makna al-Asma’u alHusna: al-Karim, al- Mu’min, al-Wakil, al-Matin, alJami’, al-‘Adl, dan al-Akhir dengan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku adil.
1.
Al-Karim
Secara bahasa, al-Karim mempunyai arti Yang Mahamulia, Yang
Maha Dermawan atau Yang Maha Pemurah. Secara istilah, al-Karim diartikan bahwa Allah Swt. Yang Mahamulia lagi Maha Pemurah yang memberi anugerah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula
dimaknai sebagai Zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha
Pemurah, Pemberi Nikmat dan keutamaan, baik ketika diminta maupun tidak.
Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya:
Artinya: “Hai manusia apakah yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhan Yang
Maha Pemurah?”
(Q.S. al-Infiţār:6)
2.
Al-Mu’min
Al-Mu’min secara bahasa berasal dari
kata amina yang berarti pem- benaran,
ketenangan hati, dan aman. Allah
Swt. al-Mu’min artinya Dia Maha Pemberi
rasa aman kepada semua makhluk-Nya, terutama kepada manusia. Dengan
demikian, hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini penuh dengan
berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika bukan karena
Allah Swt. yang memberikan rasa aman
dalam hati, niscaya kita akan senantiasa
gelisah, takut, dan cemas.
Perhatikan firman Allah Swt. berikut ini.
Artinya: “Orang-orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan syirik,
mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa
aman dan mereka mendapat petunjuk.”
(Q.S. al-An’ām/6:82)
3.
Al-Wakil
Kata “al-Wakil” mengandung arti Maha
Mewakili atau Pemelihara. Al-Wakil (Yang
Maha Mewakili atau Pemelihara), yaitu
Allah Swt. yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan
makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia
menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hambanya tanpa membiarkan
apa pun terbengkalai.
Firman-Nya dalam al-Qur’ān:
Artinya: “Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Q.S. az-Zumar/39:62)
4.
Al-Matin
Al-Matin artinya Mahakukuh. Allah Swt. adalah Mahasempurna dalam
kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya.
Allah Swt. juga Mahakukuh dalam
kekuatan-kekuatan-Nya. Oleh karena itu, sifat al-Matin
adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak
ada taranya. Dengan demikian, kekukuhan Allah Swt. yang
memiliki rahmat dan azab terbukti
ketika Allah Swt. memberikan rahmat kepada
hamba-hamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi rahmat ini
untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak ada kekuatan yang
dapat mencegah pembalasan-Nya.
Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Sungguh Allah Swt., Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan
lagi sangat kukuh.” (Q.S. aż-Żāriyāt/51:58)
5.
Al-Jāmi’
Al-Jāmi’ secara bahasa artinya Yang
Maha Mengumpulkan/Meng- himpun, yaitu bahwa Allah Swt. Maha
Mengumpulkan/Menghimpun segala sesuatu yang tersebar atau terserak.
Allah Swt. Maha Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya dan di mana pun
Allah Swt. berkehendak.
Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah
mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan
lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di
padang mahsyar pada hari kiamat. Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau
mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak
ada keraguan padanya”. Sesungguhnya Allah Swt.
tidak menyalahi janji.”(Q.S. Ali Imrān/3:9).
6.
Al-‘Adl
Al-‘Adl berasal dari kata ‘adala yang berarti lurus
dan sama. Sedangkan Al-‘Adl artinya Mahaadil.
Keadilan Allah Swt. bersifat mutlak, tidak
dipengaruhi oleh apa pun dan oleh siapa pun. Keadilan Allah Swt.
juga didasari dengan ilmu Allah Swt. yang Maha Luas. Dengan demikian,
tidak mungkin keputusan-Nya itu salah.
Allah Swt. berfirman:
Artinya: “Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu
(al-Qur’ān, sebagai kalimat yang benar
dan adil. Tidak ada yang dapat
mengubah kalimat- kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-An’ām/6:115).
7.
Al-Ākhir
Al-Ākhir artinya Yang Mahaakhir yang
tidak ada sesuatu pun setelah Allah Swt. Dia
Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalan-Nya.
Adapun kekekalan makhluk-Nya adalah kekekalan yang terbatas, seperti
halnya kekekalan surga, neraka, dan apa yang ada di dalamnya. Surga
adalah makhluk yang Allah Swt. ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan
perintah-Nya.
Nama ini disebutkan di dalam firman-Nya:
Artinya: “Dialah Yang Awal dan Akhir Yang Żahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu“. (Q.S. al-Ĥadid/57:3).
Menyajikan hubungan makna-makna al-Asma’u alHusna: al-Karim, al- Mu’min, al-Wakil, al-Matin, alJami’, al-‘Adl, dan al-Akhir dengan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku adil.
1.
Menjadi orang yang dermawan
Sifat dermawan adalah sifat Allah Swt. al-Karim (Maha Pemurah), Wujud kedermawanan tersebut, misalnya:
- Selalu menyisihkan uang jajan untuk kotak amal setiap hari Jum’at yang diedarkan oleh petugas Rohis.
- Membantu teman yang sedang dalam kesulitan.
- Menjamu tamu yang datang ke rumah sesuai dengan kemampuan.
2.
Menjadi orang yang jujur dan dapat memberikan rasa aman
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt al-Mu’min adalah seperti berikut.
- Menolong teman/orang lain yang sedang dalam bahaya atau ketakutan.
- Menyingkirkan duri, paku, atau benda lain yang ada di jalan yang dapatmembahayakan pengguna jalan.
- Membantu orang tua atau anak-anak yang akan menyeberangi jalan raya.
3.
Senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt.
Wujud dari meneladani sifat Allah Swt. al-Wakil dapat berupa hal-hal berikut.
- Menjadi pribadi yang mandiri, melakukan pekerjaan tanpa harus merepotkan orang lain.
- Bekerja/belajar dengan sunguh-sungguh karena Allah Swt. tidak akan mengubah nasib seseorang apabila orang tersebut tidak mau berusaha.
4.
Menjadi pribadi yang kuat dan teguh pendirian.
Perwujudan meneladani dari sifat Allah Swt. al-Matin dapat berupa hal-hal berikut.
- Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan atau ajakan orang lain untuk melakukan perbuatan tercela.
- Kuat dan sabar dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang dihadapi.
5.
Berkarakter pemimpin
Pewujudan meneladani sifat Allah Swt. al-Jāmi’, di antaranya seperti
berikut.
- Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih.
- Rajin melaksanakan śalat berjama’ah.
- Hidup bermasyarakat agar dapat memberikan manfaat kepada orang lain.
6.
Berlaku adil
Perwujudan meneladani sifat Allah Swt. al-‘Adl, misalnya seperti berikut.
- Tidak memihak atau membela orang yang bersalah, meskipun orang tersebut saudara atau teman kita.
- Menjaga diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dari kezaliman.
7.
Menjadi orang yang bertakwa
Meneladani sifat Allah Swt. al-Ākhir adalah dengan cara seperti berikut.
- Selalu melaksanakan perintah Allah Swt. seperti śalat lima waktu, patuh dan hormat kepada orang tua dan guru, puasa, dan kewajiban lainnya.
- Meninggalkan dan menjauhi semua larangan Allah Swt. seperti mencuri, minum-minuman keras, berjudi, pergaulan bebas, melawan orang tua, dan larangan lainnya.
Posting Komentar