ASMA'UL HUSNA (BAGIAN 2)

MEDIA PEMBELAJARAN

Video Penjelasan:

Audio Penjelasan:

Modul PAI-BP:


A. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mapu:
  • Menganalisis makna al-Asma’u al-Husna: al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin, al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir.
  • Menyajikan hubungan makna-makna al-Asma’u alHusna: al-Karim, al- Mu’min, al-Wakil, al-Matin, alJami’, al-‘Adl, dan al-Akhir dengan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku adil. 

B. Pembahasan

Menganalisis makna al-Asma’u al-Husna: al-Karim, al-Mu’min, al-Wakil, al-Matin,  al-Jami’, al-‘Adl, dan al-Akhir.

1.    Al-Karim

Secara bahasa, al-Karim mempunyai arti Yang Mahamulia, Yang Maha Dermawan  atau  Yang  Maha  Pemurah.  Secara  istilah,  al-Karim  diartikan bahwa  Allah  Swt.  Yang  Mahamulia  lagi  Maha  Pemurah  yang  memberi anugerah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula dimaknai sebagai Zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha Pemurah, Pemberi  Nikmat  dan  keutamaan,  baik  ketika  diminta  maupun  tidak.

Hal tersebut sesuai dengan firman-Nya:


Artinya: “Hai manusia apakah yang telah memperdayakanmu terhadap Tuhan Yang Maha Pemurah?” (Q.S. al-Infiţār:6)


2.    Al-Mu’min

Al-Mu’min  secara  bahasa  berasal  dari  kata  amina  yang  berarti  pem- benaran,  ketenangan  hati,  dan  aman.  Allah  Swt.  al-Mu’min    artinya  Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua makhluk-Nya, terutama kepada manusia. Dengan demikian, hati manusia menjadi tenang. Kehidupan ini penuh dengan berbagai permasalahan, tantangan, dan cobaan. Jika bukan karena  Allah  Swt.  yang  memberikan  rasa  aman  dalam  hati,  niscaya  kita akan  senantiasa  gelisah,  takut,  dan  cemas. 

Perhatikan  firman  Allah  Swt. berikut ini.


Artinya:  “Orang-orang  yang  beriman  dan  tidak  mencampuradukkan iman  mereka  dengan  syirik,  mereka  itulah  orang-orang  yang  mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. al-An’ām/6:82)


3.    Al-Wakil

Kata “al-Wakil”  mengandung  arti  Maha  Mewakili  atau  Pemelihara. Al-Wakil  (Yang  Maha  Mewakili  atau  Pemelihara),  yaitu  Allah  Swt.  yang memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia maupun urusan akhirat. Dia menyelesaikan segala sesuatu yang diserahkan hambanya tanpa membiarkan apa pun terbengkalai.

Firman-Nya dalam al-Qur’ān:


Artinya: “Allah Swt. pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.” (Q.S. az-Zumar/39:62)


4.    Al-Matin

Al-Matin artinya Mahakukuh. Allah Swt. adalah Mahasempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifat-Nya. Allah  Swt.  juga  Mahakukuh  dalam  kekuatan-kekuatan-Nya.  Oleh  karena itu, sifat al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan yang tidak ada taranya. Dengan demikian, kekukuhan Allah Swt. yang  memiliki  rahmat  dan  azab  terbukti  ketika  Allah  Swt.  memberikan rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Tidak ada apa pun yang dapat menghalangi rahmat ini untuk tiba kepada sasarannya. Demikian juga tidak ada kekuatan yang dapat mencegah pembalasan-Nya.

Allah  Swt.  berfirman:

Artinya:  “Sungguh Allah Swt., Dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.”  (Q.S. aż-Żāriyāt/51:58)


5.    Al-Jāmi’

Al-Jāmi’  secara  bahasa  artinya  Yang  Maha  Mengumpulkan/Meng- himpun, yaitu bahwa Allah Swt. Maha Mengumpulkan/Menghimpun segala sesuatu yang tersebar atau terserak. Allah Swt. Maha Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya dan di mana pun Allah Swt. berkehendak.

Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, di antaranya adalah mengumpulkan seluruh makhluk yang beraneka ragam, termasuk manusia dan lain-lainnya, di permukaan bumi ini dan kemudian mengumpulkan mereka di padang mahsyar pada hari kiamat. Allah Swt. berfirman:

 

Artinya:  “Ya  Tuhan  kami,  sesungguhnya  Engkau  mengumpulkan manusia untuk (menerima pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya”.  Sesungguhnya  Allah  Swt.  tidak  menyalahi  janji.”(Q.S.  Ali Imrān/3:9).


6.    Al-‘Adl

Al-‘Adl berasal dari kata ‘adala yang berarti  lurus  dan  sama. Sedangkan Al-‘Adl  artinya  Mahaadil.  Keadilan  Allah  Swt.  bersifat  mutlak,  tidak dipengaruhi oleh apa pun dan oleh siapa pun.  Keadilan Allah Swt. juga didasari dengan ilmu Allah Swt. yang Maha Luas. Dengan demikian, tidak mungkin keputusan-Nya itu salah. 

Allah Swt. berfirman:

Artinya:  “Telah  sempurnalah  kalimat  Tuhanmu  (al-Qur’ān,  sebagai kalimat  yang  benar  dan  adil.  Tidak  ada  yang  dapat  mengubah  kalimat- kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. al-An’ām/6:115).


7.    Al-Ākhir

Al-Ākhir  artinya  Yang  Mahaakhir  yang  tidak  ada  sesuatu  pun  setelah Allah Swt. Dia Mahakekal tatkala semua makhluk hancur, Mahakekal dengan kekekalan-Nya. Adapun kekekalan makhluk-Nya adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan surga, neraka, dan apa yang ada di dalamnya. Surga adalah makhluk yang Allah Swt. ciptakan dengan ketentuan, kehendak, dan perintah-Nya.

Nama ini disebutkan di dalam firman-Nya:

Artinya:  “Dialah  Yang  Awal  dan Akhir  Yang  Żahir  dan  Yang  Batin, dan  Dia  Maha  Mengetahui  segala sesuatu“. (Q.S. al-Ĥadid/57:3).


Menyajikan hubungan makna-makna al-Asma’u alHusna: al-Karim, al- Mu’min, al-Wakil, al-Matin, alJami’, al-‘Adl, dan al-Akhir dengan perilaku keluhuran budi, kokoh pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku adil.


1.    Menjadi orang yang dermawan

Sifat dermawan adalah sifat Allah Swt. al-Karim  (Maha  Pemurah), Wujud kedermawanan tersebut, misalnya:

  • Selalu  menyisihkan  uang  jajan  untuk  kotak  amal  setiap hari Jum’at yang diedarkan oleh petugas Rohis.
  • Membantu teman yang sedang dalam kesulitan.
  • Menjamu tamu yang datang ke rumah sesuai dengan kemampuan.

2.    Menjadi orang yang jujur dan dapat memberikan rasa aman

Wujud dari meneladani sifat Allah Swt al-Mu’min adalah seperti berikut.

  • Menolong teman/orang lain yang sedang dalam bahaya atau ketakutan.
  • Menyingkirkan duri, paku, atau benda lain yang ada di jalan yang dapatmembahayakan pengguna jalan.
  • Membantu orang tua atau anak-anak yang akan menyeberangi jalan raya.

3.    Senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt.

Wujud dari meneladani sifat Allah Swt. al-Wakil dapat berupa hal-hal berikut.

  • Menjadi pribadi yang mandiri, melakukan pekerjaan tanpa harus merepotkan orang lain.
  • Bekerja/belajar dengan sunguh-sungguh karena Allah Swt. tidak akan mengubah nasib seseorang apabila orang tersebut tidak mau berusaha.

4.    Menjadi pribadi yang kuat dan teguh pendirian.

Perwujudan meneladani dari sifat Allah Swt. al-Matin  dapat berupa hal-hal berikut.

  • Tidak mudah terpengaruh oleh rayuan atau ajakan orang lain untuk melakukan perbuatan tercela.
  • Kuat dan sabar dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan yang dihadapi.

5.    Berkarakter pemimpin

Pewujudan meneladani sifat Allah Swt. al-Jāmi’, di antaranya seperti berikut.

  • Mempersatukan orang-orang yang sedang berselisih.
  • Rajin melaksanakan śalat berjama’ah.
  • Hidup bermasyarakat agar dapat memberikan manfaat kepada orang lain.

6.    Berlaku adil

Perwujudan meneladani sifat Allah Swt. al-‘Adl, misalnya seperti berikut.

  • Tidak memihak atau membela orang yang bersalah, meskipun orang tersebut saudara atau teman kita.
  • Menjaga diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dari kezaliman.

7.    Menjadi orang yang bertakwa

Meneladani sifat Allah Swt. al-Ākhir adalah dengan cara seperti berikut.

  • Selalu melaksanakan perintah Allah Swt. seperti śalat lima waktu, patuh dan hormat kepada orang tua dan guru, puasa, dan kewajiban lainnya.
  • Meninggalkan dan menjauhi semua larangan Allah Swt. seperti mencuri, minum-minuman keras, berjudi, pergaulan bebas, melawan orang tua, dan larangan lainnya.

C. LATIHAN

Untuk memulai , silahkan meminta "TOKEN" di guru mapel bersangkutan!


Posting Komentar